Rabu, 11 Maret 2015

FITNAH DUNIA


بسم الله الرحمن الرحيم
Rasulullah SAW bersabda:
« إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ »
"Sesungguhnya dunia ini manis lagi hijau (indah), dan sesungguhnya Allah  menjadikan kamu pengelolanya. Dia akan melihat apa yang kamu kerjakan, maka berhati-hatilah kamu terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah karena wanita."  (HR. Muslim)
Jika anda sering berjalan-jalan, terutama ke dataran tinggi dan pegunungan, tentu anda akan melihat lebih jelas indahnya dunia. Bumi yang kita tempati ini penuh dengan keindahan dan hal yang sangat menarik. Di sana ada pemandangan yang indah, ada sungai-sungai, ada air terjun, ada pepohonan yang lebat, udara yang sejuk, gunung-gunung yang tinggi dan lain-lain. Melihat pemandangan yang indah dan menyenangkan itu, pernah terlintas dalam hati saya -mungkin juga anda- keinginan untuk membangun rumah di tempat yang indah tersebut; tinggal bersama keluarga. Saya ingin pergi ke kota untuk bekerja agar dapat mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya yang kemudian dapat saya gunakan untuk membangun rumah di tempat yang indah tersebut. Namun saya berfikir dan berfikir lagi, jika saya melakukannya apakah saya akan hidup kekal di sana dan aman dari mara bahaya, kemudian bagaimana nantinya saya mencari rizki? Belum lagi dengan sarana-sarana yang kurang lengkap tidak seperti di kota. Sadarlah saya bahwa kesenangan dunia tidak sempurna; ada hidup dan ada mati, ada muda dan ada tua, ada senang dan ada sedih, ada sehat dan ada sakit, ada rasa aman dan rasa takut serta keterbatasan lainnya. Lebih dari itu, untuk memperoleh kesenangan dunia harus diraih dengan kerja keras dan usaha. 
Saudaraku, fitnah berarti ujian atau cobaan yang tidak baik, fitnah bisa saja berupa anak, harta, jabatan, orang tua, saudara, teman atau lain lain intinya semua bisa menjadi fitnah, hanya orang yang beriman yang mampu menerima dengan ikhlas dan mengahadapi dengan bijak terhadap semua fitnah yang terjadi yang akhirnya maqam atau derajatnya menjadi lebih tinggi di sisi Allah SWT.
Saudaraku, hidup di dunia penuh dengan godaan. Godaan dunia ibarat sebuah arus yang deras, yang membawa pergi dan menghanyutkan apa saja yang ada di hadapan. Kemudian tahukah kamu, ke arah mana arus itu membawa pergi? Jurang; ke sanalah arahnya. Tetapi wahai saudaraku, jurang ini bukanlah jurang yang ringan. Ia adalah jurang yang paling dalam dan di bawahnya terdapat api yang membakar, itulah jurang neraka –wal 'iyaadz billah-. Oleh karena itu, Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan agar kita tetap waspada terhadap godaan dunia yang sangat menyilaukan, demikian juga mengingatkan kita agar berhati-hati terhadap godaan wanita. Belum lagi dengan godaan syubhat yang dicetuskan oleh Iblis, banyak amal yang menjadi sia-sia karena syubhat yang disodorkannya; ia tunjukkan kepada manusia sesuatu yang nampaknya baik, padahal tidak ada kebaikan di dalamnya. Inilah rahasia mengapa Allah mewajibkan membaca surat Al Fatihah di dalam shalat di setiap rak'at, karena butuhnya kita terhadap hidayah dan taufiq-Nya dalam meniti hidup yang penuh cobaan dan godaan ini di samping keadaan hati yang lemah mudah berbalik.
Saudaraku, shalat merupakan pegangan yang paling kuat agar seseorang tidak terbawa oleh arus fitnah (godaan) yang begitu deras.
Tidakkah anda memperhatikan, bahwa dalam surat Al Fatihah terdapat ayat yang berbunyi "Ihdinash shiraathal mustaqiim", di sana Anda meminta kepada Allah agar ditunjukkan mana jalan yang lurus, meminta juga kepada-Nya agar dibantu menempuh jalan yang lurus itu serta meminta kepada-Nya agar dapat beristiqamah di atasnya hingga akhir hayat. Maka beruntunglah mereka yang tetap mendirikan shalat, karena mereka masih memiliki pegangan, mereka masih memiliki hubungan dengan Allah Ta'ala Sang Pencipta. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَتْرُكْ صَلاَةً مَكْتُوْبَةً مُتَعَمِّدًا فَمَنْ تَرَكَهَا مُتَعَمِّدًا فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُ الذِّمَّةُ
"Janganlah kamu meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja. Barang siapa yang meninggalkannya dengan sengaja, maka hubungannya telah lepas." (Hasan lighairih, HR. Ibnu Majah dan Baihaqi, lihat Shahihut Targhib wat Tarhib no. 567)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar